Siapa yang tidak tahu cupcake? Penjualannya yang melonjak
tajam di pasaran Indonesia sejak lima tahun terakhir, menghatarkan kue
kecil dengan rasa manis ini jadi camilan ataupun hantaran favorit.
Dibalik dekorasi yang indah, bagaimana dengan kandungan gizi di dalam
cupcake. Lebih banyak kalori atau nutrisinya? mari simak informasi ini.
Berdasarkan aturan diet yang dianjurkan, standar kalori harian yang
dibutuhkan pada tubuh pria sekitar 2000-2400 kal, sedangkan wanita
1500-1800 kal. Sementara, kadar kalori dalam satu cupcake biasanya
mencapai 500-800 kalori sudah termasuk dengan dekorasi berbahan icing
sugar. Meski angka tersebut masih jauh dari batas standar kalori harian,
karena cupcake merupakan makanan aditif atau makanan tambahan, angka
tersebut sudah melebihi batas sewajarnya. Anjuran total nutrisi per
cupcake sebaiknya sekitar 200-300 kal yang baik untuk dikonsumsi.
Seiring dengan kesadaran gaya hidup sehat, wawasan yang terbuka,
dan kewaspadaan terhadap rentannya teridap penyakit, masyarakat kini
mulai selektif dalam memilih makanan. Salah satunya pada cupcake. Tidak
dipungkiri dengan kadar gula dan tepung yang tinggi, ini menjadi
pertimbangan dikala mulai menikmati pola hidup sehat. Oleh karena itu,
pakar nutrisi, Emilia E. Achmadi MS, RD, menjelaskan bahwa sebenarnya
cupcake bisa menjadi camilan sehat jikalau bahan dasarnya berpotensi
meningkatkan nutrisi bukan kalori.
Pada
dasarnya kecukupan gizi yang dibutuhkan manusia itu ada dua, makro dan
mikro. Makro mencakup kandungan karbohidrat, protein, lemak, serat, dan
air. Mikro mencakup vitamin A, B, C, D, E, K dan mineral berupa
magnesium, zat besi, kalsium, mangan, selenium, dan lainnya. Keduanya
ini salah satunya bisa didapati dari asupan yang masuk ke dalam tubuh.
Berkaitan dengan cupcake, tentu harus terkandung kecukupan gizi makro
maupun mikro yang seimbang, agar kandungan nutrisi dalam tubuh
tercukupi.
Lalu, bahan apa yang baik untuk meningkatkan nutrisi dengan kadar kalori yang pas dalam cupcake?
Emilia menganjurkan dalam cupcake yang berbahan tepung terigu
(tepung putih) dapat digantikan dengan tepung gandum. Faktanya,
kandungan dalam tepung putih hanya sebatas karbohidrat, sedikit protein
dan sedikit lemak. Tetapi dalam tepung gandum kandungan B Complex-nya
lebih tinggi, kandungan serat lebih banyak, selain karbohidrat dan
protein yang sama besarnya. Tak dipungkiri, semakin tepung itu diolah
akan menjadi halus dan putih, namun tepung akan semakin kehilangan
kandungan nutrisi. Di lain pihak, pemanfaatan umbi lokal yang
“non-gluten” juga dapat menjadi alternatif bagi mereka yang tidak dapat
mengkonsumsi gluten—pengidap autis—yang terdapat pada terigu.
Bahan lain yang dianjurkan adalah penggunaan gula dan lemak (butter
atau margarin). Sebaiknya penggunaan gula putih dapat digantikan dengan
gula kelapa atau sari buah, minyak bisa digantikan dengan saus apel
atau minyak kedelai, lemak (butter atau margarin) dapat digantikan
dengan whipped butter, yakni mentega kocok yang lebih sedikit kalori dan
lemak daripada mentega biasa.
Dilansir dari duniafitness.com bahwa bahan cupcake yang menyehatkan
bisa juga dengan menggunakan protein whey. Dalam hasil penelitian Lund
University di Swedia, protein whey terbukti memiliki nilai
bioavailability lebih tinggi dibandingkan dengan putih telur sehingga
digolongkan menjadi protein dengan standar emas (gold standard). Artinya
protein whey lebih mudah dicerna dan diserap sistem pencernaan,
kemudian masuk ke darah dalam bentuk aslinya sehingga asam amino protein
whey yang masuk lebih cepat diserap tubuh dibandingkan dengan sumber
protein lain.
Emilia menambahkan untuk menciptakan rasa yang creamy, cupcake
dapat dicampur susu rendah lemak seperti susu kedelai atau yoghurt
rendah kalori. Sementara untuk bahan tambahan bisa dimasukkan oatmeal,
potongan buah segar atau buah kering, dan kismis yang banyak mengandung
serat, serta kacang-kacangan seperti walnut atau almond yang kaya akan
protein. Untuk rasa, buat inovasi baru dengan penambahan wortel, pisang,
zucchini, atau raspberry. Jika ingin menggunakan cokelat, gunakan
cokelat couverture.
Frosting dan Gula dalam Cupcake
“Misalnya, dari 1800 kal, 50% harus karbohidrat, dari 50% ini 20%
saja dalam bentuk gula. Perhitungannya 50% dari 1800 adalah 900 kalori.
Karena 1 gr karbo 4 kalori, maka 900 kalori dibagi 4 menjadi sekitar 225
gr karbo. Artinya dalam 225 gr karbo hanya mengandung maksimum 20%
dalam bentuk gula yakni 40 gr. Sisanya adalah bentuk karbohidrat
kompleks yang mengandung serat. Lalu perhatikan resep, jika menggunakan
200 gr gula berapa cupcake yang dihasilkan. Namun batasan saya, jika per
cupcake terhitung 10 gr gula, konsumsi cupcake yang dianjurkan hanya 4
cupcake. Itu pun menutup kemungkinan konsumsi gula dari makanan lain,
seperti frosting, kopi, atau teh,” ungkapnya.
Frosting cupcake memang menjadi nilai tambah, terutama dalam
penjualan. Namun frosting merupakan sumber kalori yang tinggi, karena
penggunaan gula yang banyak. Alternatif frosting yang baik dapat
menggunakan
susu murni atau krim keju rendah lemak ditambah potongan buah atau
buah yang dilumatkan, irisan kacang, atau taburan bubuk kakao. Pewarna
yang dianjurkan ialah pewarna food grade. Pemanis dapat digantikan
dengan jus buah sehingga lebih alami.
Nutrisi dalam Cupcake
Ada nutrisi yang mudah lebur oleh panas, seperti B Complex dan
Vitamin C. Tapi seperti vitamin A, vitamin E, protein, karbohidrat tahan
dengan panas. Suhu yang dianjurkan untuk pematangan makanan adalah 800C
dalam kurun waktu yang cepat. Selebihnya dapat merusak kedua nutrisi
tersebut. Maka untuk mengakali agar cupcake matang dengan nutrisi yang
terjaga, dapat dilakukan difortifikasi (penyuntikan nutrisi yang rusak).
Menurut Emilia, tidak bisa dihindari bahwa makanan semakin lama
diproses semakin hilang pula kandungan gizinya. Fortifikasi menjadi sah
asal tidak berlebihan. Bahkan menggantikan nutrisi makanan yang rusak
itu dianjurkan. Sementara fortifikasi yang tidak sah yakni sesuatu yang
tidak ada kandungan nutrisinya, seenaknya difortifikasi dan dijual
dengan iming-iming label sehat.
Emilia juga menghimbau agar para penjual cupcake atau penikmat
cupcake lebih cerdas dalam pemilihan bahan, pembuatan, dan pengemasan.
Banyak belajar dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Tapi pada
dasarnya untuk tahu bagaimana menjadi pebisnis makanan yang baik, tak
ada salahnya belajar sedikit dulu mengenai gizi. Artinya berapa persen
kadar gula yang baik, bahan mentah apa yang digunakan, sehingga produk
akhirnya baik untuk kesehatan. Terutama, penambahan serat wajib
dilakukan.
Begitulah informasi menjadikan cupcake sebagai camilan sehat. Kini
penekanannya kembali kepada konsumen. Menginginkan cupcake sehat (alami)
atau cupcake yang sekedar cantik? Tidak dipungkiri dari hasil perubahan
bahan, terjadi perubahan volume dan rasa, juga harga. Cupcake akan
lebih padat dan rasanya tidak semanis umumnya, harganya pun lebih
tinggi. Namun patut diakui makanan sehat dan bernutrisi lebih bermanfaat
dari sekedar tampilan.
http://cupcakerelation.wordpress.com
http://cupcakerelation.wordpress.com